Selasa, 21 Januari 2025

Konsep Deep Learning : Definisi dan 6 kompetensi (bagian 3 )

 

                             (Gambar dari buku Deep Learning: Engage the world Change the world)
                                                  

Pespektif buku Deep Learning: Engage the World, Change the World karya Michael Fullan, Joanne Quinn, dan Joanne McEachen, deep learning diarikan sebagai pendekatan pendidikan yang bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, relevan, dan transformatif. Pendekatan ini dirancang untuk membangun enam kompetensi global, yaitu karakter, kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis. Fokusnya adalah pada pembelajaran berbasis masalah nyata yang relevan dengan dunia siswa, mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan yang mampu memecahkan masalah kompleks.

Definisi Deep Learning Menurut Berbagai Tokoh Pendidikan diantaranya Abdul Mu’ti yaitu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong siswa agar tidak hanya menghafal informasi tetapi juga menghubungkannya dengan kehidupan nyata. Pendekatan ini menekankan pada pemikiran kritis dan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar​. David Kolb (1984) menghubungkan deep learning dengan Experiential Learning Theory, yaitu pembelajaran melalui siklus pengalaman langsung, refleksi, konseptualisasi, dan pengujian aktif. Ia berpendapat bahwa pemahaman mendalam muncul ketika siswa dapat mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman nyata​. Fullan dan Langworthy (2014), deep learning mencakup tidak hanya pemahaman akademik, tetapi juga pengembangan keterampilan hidup seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Hal ini menjadi inti dari pendidikan abad ke-21​.         Deep learning secara umum menekankan pemahaman yang lebih mendalam daripada sekadar hafalan. Pendekatan ini penting untuk menyiapkan siswa menghadapi kompleksitas dunia nyata dengan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan inovasi. Peran guru sebagai aktivator yang merancang pengalaman belajar untuk mengembangkan kompetensi global melalui pemecahan masalah dunia nyata. Selain itu, deep learning bertujuan untuk meningkatkan keadilan pendidikan dengan memanfaatkan rasa ingin tahu siswa secara intrinsik dan menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada hasil yang relevan secara sosial dan kultura

Pembelajaran mendalam (deep learning) adalah pendekatan pendidikan yang menekankan pada penguasaan enam kompetensi global, yaitu :

1.Karakter yaitu mampu mengembangkan nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, kasih sayang, dan tanggung jawab moral.

2.Kewarganegaraan yaitu mampu memahami dan berkontribusi pada masyarakat lokal dan global, dengan mengedepankan keadilan sosial dan kepedulian lingkungan.

3.Kolaborasi yaitu kemampuan bekerja sama dalam tim dengan berbagai latar belakang, termasuk membangun kepercayaan dan mengelola konflik.

4.Komunikasi yaitu kemampuan menyampaikan ide secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan, dalam berbagai konteks budaya.

5.Kreativitas yaitu kemampuan menciptakan solusi baru untuk masalah atau tantangan, berpikir di luar kebiasaan, dan berinovasi.

6.Pemikiran Kritis yaitu kemampuan menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan membuat keputusan berdasarkan pemahaman mendalam.

Kompetensi ini juga mencakup pembelajaran sosial-emosional, empati, kewirausahaan, dan keterampilan untuk berfungsi dalam dunia yang kompleks dan saling terhubung.

            Pertanyaannya bagaimana aplikasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), pertama pada kompetensi karakter guru PAI dapat mengeksplor melalui pembelajaran PAI yang diarahkan untuk membangun akhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Islam. Misalnya, melalui kisah-kisah Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan kasih sayang, kejujuran, dan tanggung jawab. Guru dapat mendorong siswa untuk merefleksikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya Tugas Projek "Teladan Akhlak Mulia" di mana siswa diminta untuk mempraktikkan nilai-nilai Islami dalam interaksi sosial, seperti membantu teman yang kesulitan.

Kedua kompetensi kewarganegaraan, guru PAI dapat mengaitkan ajaran Islam dengan peran sebagai warga negara yang baik. PAI dapat mengajarkan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan. Misalnya kegiatan yaitu proyek kepedulian lingkungan berbasis Islam, seperti menanam pohon dengan niat sedekah oksigen atau program kebersihan masjid. Ketiga kompetensi kolaborasi melalui pembelajaran berbasis kelompok dapat digunakan untuk mengajarkan kerja sama. Misalnya, dalam memahami isi Al-Qur'an, siswa dikelompokkan untuk meneliti ayat-ayat tertentu dan mempresentasikan pemahaman mereka. Atau diskusi kelompok tentang penerapan nilai-nilai Islam dalam menghadapi masalah sosial, seperti kemiskinan atau konflik.

Keempat kompetensi komunikasi, guru PAI dapat melatih siswa untuk menyampaikan pendapat atau berdakwah secara efektif, baik secara lisan maupun melalui media digital. Misalnya melalui kegiatan lomba pidato Islami atau membuat vlog dakwah dengan tema "Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”, atau ketika berdiskusi atau presentasi tugas dikelas. Kelima kompetensi kreativitas guru PAI dapat mendorong siswa untuk berpikir kreatif dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam. Guru bisa memberikan ruang untuk mengekspresikan pemahaman mereka melalui seni, teknologi, atau media lainnya. Misalnya membuat proyek kreatif seperti buku cerita anak Islami, komik, atau aplikasi doa sehari-hari. Keenam kompetensi Pemikiran Kritis, pembelajaran PAI dapat digunakan untuk melatih siswa berpikir kritis dalam memahami teks agama, menganalisis isu-isu keagamaan kontemporer, atau mencari solusi terhadap tantangan umat. Misalnya berdiskusi tentang Studi kasus mengenai isu global, seperti Islamophobia, di mana siswa diminta mencari solusi Islami yang bijak untuk mengatasinya.

            Harapannya dengan mengintegrasikan enam kompetensi global ini dalam pembelajaran PAI, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan agama tetapi juga kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam konteks dunia modern. Hal ini menjadikan PAI relevan, holistik, dan mampu membentuk individu yang berakhlak mulia, inovatif, serta siap menghadapi tantangan global.

 

 


Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar