Bergulirnya
konsep Deep learning atau pembelajaran mendalam pada saat ini membawa kita
selaku pembelajar untuk menggali apa sebenarnya konsep tersebut dan bagaimana
aplikasinya untuk pembelajaran PAI. Ada buku berjudul
Deep learning Engage the world Change the World yang menarik untuk digali dan
dibahas serta bisa kita interprestasikan pada pembelajaran mata pelajaran PAI
khususnya. Buku ini berbahasa Inggris diterbitkan pada tahun 2018 dan memerlukan ekstra
pemahaman dibandingkan buku berbahasa Indonesia, setelah membaca sampai halaman
40 ada beberapa konsep yang menarik yang cukup erat berkaitan dengan pembelajaran
abad 21. Konsep yang sebelumnya perbah dipelajari kompetensi yang dicetuskan ada 4C pada pembejaran abad 21, di buku ini ada 6 kompetensi yang
dibutuhkan pada era global
yaitu karakter, kewarganegaraan,
kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis.
Pembelajaran mendalam berfokus pada
hal-hal yang bermakna secara pribadi dan kolektif
dengan cara mengubah
peran siswa, guru, keluarga dan lainnya. Pembelajaran mendalam harapannya memengaruhi seluruh sistem
bukan beberapa individu,
Buku
ini didasarkan pada model
pembelajaran mendalam yang komprehensif dan kemajuan aktualnya di sejumlah
besar sekolah negeri di tujuh negara, yang menggunakan teknologi untuk mempercepat pembelajaran yang baik
menggunakan perangkat lunak
adaptif baru yang murah dapat sangat ampuh untuk menjangkau sejumlah besar
pelajar yang kurang beruntung. Buku ini terdiri dari 9 bab dan
317 halaman. Sebelum kita simulkan isi buku tersebut akan kita bahas secara
singkat biografi para penulis buku "Deep Learning: Engage the World,
Change the World" (2018) karya Michael Fullan, Joanne Quinn, dan Joanne
McEachen.
Pertama
yaitu Michael Fullan adalah seorang pemikir terkemuka di bidang pendidikan global
dan reformasi sekolah, dikenal luas sebagai ahli dalam mengembangkan kebijakan
pendidikan dan meningkatkan efektivitas sistem pendidikan. Fullan memiliki
latar belakang akademik yang kuat dalam pendidikan, dengan gelar dari
University of Toronto. Sebagai mantan dekan Fakultas Pendidikan di University
of Toronto, ia fokus pada reformasi pendidikan berbasis bukti. Ia telah menulis
banyak buku terkenal tentang perubahan sistem pendidikan, seperti "The Six
Secrets of Change" dan "Leadership and Sustainability".
Kedua
yaitu Joanne Quinn adalah seorang pemimpin pendidikan internasional dengan
keahlian dalam pengembangan sistem pembelajaran berkelanjutan. Fokus utamanya
adalah membangun kapasitas individu dan organisasi dalam sistem pendidikan.
Seorang praktisi pendidikan yaitu sebagai kepala sekolah dan konsultan
pengembangan organisasi. Kolaborasi dengan Michael Fullan: Joanne sering
bekerja bersama Fullan untuk mengembangkan pendekatan strategis dalam
pembelajaran mendalam (deep learning). Ketiga yaitu Joanne McEachen adalah
seorang pemimpin dan inovator dalam bidang pendidikan, khususnya di area
pembelajaran berbasis nilai dan dampak sosial. Berasal dari Selandia Baru, dan
membawa perspektif unik dari pengalamannya sebagai pendidik dan advokat global.
Dikenal karena pendekatan holistiknya terhadap pendidikan yang mengintegrasikan
pengembangan akademik, sosial, dan emosional siswa. Sebagai salah satu pendiri
The Learner First, ia fokus pada menciptakan pembelajaran yang bermakna dan
transformatif bagi siswa.
Buku
ini menekankan pentingnya pembelajaran mendalam (deep learning) dalam
menciptakan dampak nyata di dunia. Ada enam kompetensi global yang diperlukan
untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21: karakter,
komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreativitas, dan kewarganegaraan
global. Buku ini dirancang untuk membantu para pendidik, pemimpin, dan siswa
memaksimalkan potensi mereka dalam menciptakan perubahan positif.
Konsep
Deep learning Deep Learning
: 1.Increases self and others’
expectations for more learning and achievement
by providing a process, 2. Increases student engagement in the learning through personalization
and ownership,
3. Connects students to the “real
world,” which is often more reflective of their own reality and cultural identity, which can be
particularly important for students from other cultures,
4. Resonates with spiritual values
that link to vast numbers of the population
whether secular or religious,
5. Builds skills, knowledge,
self-confidence, and self-efficacy through
inquiry, 6. Builds new relationships with and between the learner,
their family, their communities, and their teachers,
7. Deepens human desire to connect
with others to do good.
Pembelajaran
Mendalam
yaitu 1. Meningkatkan
ekspektasi diri sendiri dan orang lain untuk lebih banyak pembelajaran dan
pencapaian dengan menyediakan suatu proses, 2. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran melalui
personalisasi dan kepemilikan, 3. Menghubungkan siswa dengan "dunia nyata", yang
sering kali lebih mencerminkan realitas dan identitas budaya mereka sendiri, yang dapat
menjadi sangat penting bagi siswa dari budaya lain, 4. Menggemakan
siswa dengan nilai-nilai spiritual
yang terkait dengan masyarakat baik sekuler maupun religius,
5. Membangun keterampilan,
pengetahuan, kepercayaan diri, dan kemanjuran diri melalui
penemuan, 6. Membangun hubungan baru dengan dan di antara pelajar,
keluarga mereka,komunitas mereka, dan guru mereka, 7. Memperdalam keinginan manusia untuk terhubung dengan
orang lain untuk berbuat baik
Saran
Roosegaarde dalam buku ini tentang cara menumbuhkan lingkungan belajar bagi anak-anak
yaitu :
1. Menciptakan
pembelajaran yang didorong oleh rasa ingin tahu, yang menempatkan mereka
sebagai pembentuk masa depan dengan mengerjakan projek nyata yang relevan bagi
diri mereka sendiri dan dunia.
2. Mengajari siswa
untuk menjadi perancang masalah, sehingg a mereka berfikir dalam hal pendapat
tentang "apa adanya" menjadi berpikir dan berpendapat tentang
"apa yang mungkin terjadi."
3. Mengajukan masalah
yang dapat melibatkan anak-anak, bukan hanya diminta untuk memecahkannya, namun
berikan kesempatan untuk menemukan solusi atas ambiguitas baru, bukan hanya
menemukan jawaban atas masalah yang telah terjawab.
4. Mendorong kehidupan
sebagai pembelajar yang konstan/terus menerus, di mana pembelajaran adalah
tentang mengambil risiko dan merupakan usaha seumur hidup.
5. Percaya bahwa
anak-anak akan melampaui semua harapan kita, ketika kita mengajari mereka untuk
tidak takut (terhadap hal yang tidak diketahui) tetapi lebih kepada rasa ingin
tahu.
6. Kenali bahwa inovasi
dan kreativitas sudah ada dalam DNA setiap manusia.
0 komentar:
Posting Komentar