Jumat, 17 Februari 2023

Dahsyatnya pemilihan kata dalam sebuah tulisan

 







Kelas belajar menulis Nusantara PGRI (Pertemuan 18 Gelombang ke 28)

Narasumber : MayDeary

Moderator      : Widya Arema

Hari/tanggal  : Jumat/ 17 Pebruari 2023

Tema              : Diksi dan Seni Bahasa

Pemateri hari ini yaitu Maydearly sebagai penulis, kurator, editor, blogger dan motivator. Guru di SMPN 1 Lebakgedong kabupaten lebak Banten. Pendidikan S1 Bahasa Inggris di STKIP SetiaBudhi Rengasbitung lulus 2013, S2 Bahasa Inggris di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta lulis tahun 2020.  Karya tulis yang sudah dibuat yaitu 10 buku ontologi, 2 buku kurator, buku duo literasi digital untuk abad 21 bersama Prof Eko Indrajit, buku solo catatan inspiratif. Moto hidupnya “menulislah untuk hidup seribu tahun”. Moderator untuk malam ini yaitu Widya Arema. Tema malam ini yaitu Diksi dan Seni bahasa.



Jika melihat tema malam ini yaitu diksi dan seni bahasa yang terbayangkan adalah rangkaian kata yang dibuat seindah mungkin agar pembaca merasa include dan that ‘s me. Pemilihan kata/diksi yang dituangkan dalam tulisan agar lebih indah terlihat, terasa dalam hati dan ingatan tidaklah mudah, membutuhkan kosa kata  yang banyak karena didalamnya memuat olahan kata yang membuat pembaca ikut terhanyut dalam tulisan yang ditulis. Itulah dahsyatnya kata-kata yang mampu menggugah asa, rasa dan ingatanpembacanya. Apakah mampu seperti itu?, mari kita simak wawasan tentang materi hari ini, harapannya mampu dipraktekkan dalam mengolah dan menguntai kata yang menggugah jiwa, rasa, pikir dan perilaku.

Apa itu diksi ?, diksi berasal dari bahasa Latin dictionem, diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction. Kata kerja yang memiliki arti pilihan kata. Maksudnya adalah pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif, sehingga tulisan yang ditulis mempunyai ruh dan karakter yang kuat, serta mampu menggetarkan pembacanya. Menurut sejarah bahasa filsuf dan ilmuwan Yunani  Aristoteles yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya  disebut diksi puitis  yang di tulis dalam salah satu karyanya yaitu Poetics.

Gagasan Aristoteles kemudian dikembangkan dalam fungsinya, pemakaian  diksi tidak hanya diperuntukan  untuk  penyair yang menulis puisi saja, tetapi bisa digunakan oleh para sastrawan yang menuliskan prosa dengan berbagai genrenya. Dalam bahasa pelilihan diksi sangat penting karena banyak keindahan  kata yang tak tereja oleh bibir. Pemateri mengibaratkan diksi “bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan”. Ketika sudah menyukai sesuatu semua terasa indah, ketika menghadapi kesulitanpun akan dihadapi dengan senyuman dan harapan.



Ada beberapa kiat yang disarankan pemateri supaya diksi yang dituliskan wow yaitu :

1. Sense of Touch maksudnya menulis dengan melibatkan indera peraba dalam mendetailkan secara apik tekstur permukaan benda atau apapun, cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan tentang apa yg dirasakan pada kulit, juga tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin atau diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya  atau tidak dengan menyentuhnya. Misalnya Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi

2. Sense of Smell maksudnya  menulis dengan melibatkan indra penciuman sehingga  menjadikan tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika disatukan dengan indra penglihatan. Misalnya  Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan

3. Sense of Taste maksudnya menulis dengan melibatkan indra perasa melalui energi yang ada di sekitar kita, untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah. Misalnya Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.

4. Sense of Sight maksudnya  menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell", dengan menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata), agar pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan, supaya mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya. Misalnya Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan

5. Sense of hearing maksudnya menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar.. Bagaimana caranya dengan mendengarkandan menuliskannya. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Penulis bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. Misalnya Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu

Dalam memilih diksi sebaiknya melibatkan daya pikir yang dimiliki dan menggabungkannya dengan apa yang kita dengar, kita rasa, kita raba lalu tuliskan. Kata kuncinya “Did you know a true writes is someone that never feeling down she’s never give up”.  Maksudnya seberapa sulit hal yang kita hadapi janganlah berputus asa, selalu berusaha mencoba dan terus mencoba karenk Kesulitan terbesar penulis adalah tidak ingin memulai, cobalah dan menulis. Walaupun menulis dengan diksi bukan genre penulisan kita tapi tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru yang out the box agar memiliki pengalaman berpetualang dengan hal baru dan mendapatkan feedback yang wow tanpa disadari akan menambah kedalalaman dalam literasi.

Diksi yang disusun oleh penulis adalah hasil daya pikir yang melibatkan indera yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Suara tidak selalu berbentuk ucapan, ada sebuah tulisan dengan segala keindahannya. Cara mengembangkan Diksi yaitu  penulis harus banyak membaca karena semakin banyak bahasa yang dibaca maka akan semakin kaya padanan kata/diksi yang bisa terapkan. Cara mengolah panca indera agar mampu menjabarkannya dalam tulisan adalah  dengan melibatkan kelima panca indera yang dimiliki. Menulislah dengan hati Karena hati mampu mengeksresikan kata. Artinya diksi tidak selalu berbentuk kiasan karena diksi adalah sebuah padanan kata atau sinonim. Contoh 'mengucap'  kita ganti dengan 'merapal'. lebih terkesan dan lebih membuat penasaran pembaca.  Intinya menulislah dengan hati, karena tulisan yang diolah oleh hati, maka akan tersampaikan pada hati pembaca. Selamat menulis dengan diksi yang wow. Dan lihatlah dasyatnya buat diri penulis dan pembaca.

 


Share:

2 komentar: