Berdasarkan artikel dari Taiyeb dan
Mukhlisa (2015) terdapat korelasi baik antara gaya Belajar dan motivasi belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar, hasil penelitian
menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki kecenderungan gaya belajar
masing-masing, ada visual, auditorial, kinestetik, visual-kinestetik,
visual-auditorial, dan auditorial-kinestetik
Guru dapat membantu memetakan gaya belajar siswa menggunakan instrumen
tertentu dan memberikan informasinya terhadap siswa guru, Ketika guru mengetahui gaya belajar siswa
harapannya dalam memilih
metode pembelajaran dapat mencakup beberapa jenis gaya belajar siswa agar
dapat belajar lebih optimal dan
meningkatkan hasil belajar.
Setelah siswa mengetahui apa gaya belajarnya, harapannya dapat mengoptimalkan cara
belajar yang sesuai dengan diri mereka sehingga berperngaruh pada hasil belajar mereka menjadi lebih baik.
Ada beberapa instrumen untuk mengidentifikasi gaya belajar seseorang diantaranya VARK Questionnaire, VARK adalah singkatan dari
Visual, Auditory, Reading/Writing, dan Kinesthetic. Instrumen ini
mengidentifikasi preferensi belajar seseorang berdasarkan jenis-jenis tersebut. Honey and Mumford Learning Style
Questionnaire, Instrumen ini
mengidentifikasi gaya belajar seseorang berdasarkan empat tipe, yaitu aktivis,
reflektif, teoretis, dan pragmatis. Felder-Silverman
Learning Style Model, Instrumen
ini mengidentifikasi preferensi belajar seseorang berdasarkan dua dimensi,
yaitu aktif-reflektif dan visual-verbal. Dunn
and Dunn Model, Instrumen ini
mengidentifikasi gaya belajar seseorang berdasarkan lingkungan belajar yang
paling sesuai dengan kebutuhan individu, seperti preferensi waktu belajar,
preferensi belajar secara visual atau auditori, dan preferensi belajar dengan
cara yang konkret atau abstrak. Kolb's
Learning Style Inventory: Instrumen ini mengidentifikasi gaya belajar seseorang
berdasarkan empat tipe, yaitu pengamat, reflektif, pemecah masalah, dan pelaku.
Instrumen diatas dapat digunakan guru untuk memetakan gaya belajar siswa,
kita bahas instrumen pertama yaitu VARK Questionnaire yaitu teori pembelajaran yang
menggambarkan bahwa individu memiliki preferensi pembelajaran yang
berbeda-beda. VARK adalah singkatan dari Visual, Auditory, Reading/Writing, dan
Kinesthetic, yang masing-masing merepresentasikan preferensi pembelajaran yang
berbeda, adapun penjelasannya adalah
:
- Visual (Visual), Individu yang memiliki preferensi visual belajar dengan
melihat gambar atau diagram, misalnya dalam bentuk grafik atau chart.
Mereka cenderung memahami informasi dengan melihat visualisasi dari konsep
yang dipelajari.
- Auditory (Auditif), Individu yang memiliki preferensi auditif belajar dengan
mendengarkan informasi secara verbal, seperti dalam bentuk ceramah atau
diskusi kelompok. Mereka cenderung memahami informasi dengan cara
mendengarkan.
- Reading/Writing (Membaca/Menulis), Individu yang memiliki preferensi
membaca/menulis belajar dengan membaca dan menulis informasi. Mereka
cenderung memahami informasi dengan membaca teks atau menulis catatan.
- Kinesthetic (Kinestetik,: Individu yang memiliki preferensi
kinestetik belajar dengan melakukan atau melakukan tindakan fisik. Mereka
cenderung memahami informasi dengan melalui pengalaman langsung dan
aktivitas fisik.
Teori VARK Questionnaire dapat
membantu individu untuk memahami cara mereka belajar yang paling efektif dan
membantu mereka dalam mengatur cara pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Misalnya, seseorang dengan preferensi visual mungkin membutuhkan diagram atau
grafik untuk memahami konsep, sementara seseorang dengan preferensi auditif
mungkin lebih suka mendengarkan penjelasan lisan atau diskusi kelompok. Aplikasi teori VARK
Questionnaire telah menjadi topik perdebatan di kalangan peneliti pendidikan, beberapa studi menunjukkan bahwa
preferensi pembelajaran tidak selalu konsisten dengan preferensi VARK, pendekatan
pembelajaran yang terlalu terfokus pada preferensi individu mungkin tidak
selalu efektif untuk pembelajaran yang holistik. Terlepas dari adanya pro dan kontra hal tersebut wajar dalam dunia
penelitian, bagi pendidik dapat dijadilan salah satu acuan pemetaan gaya
belajar.
Teori VARK Questionnaire
dikembangkan oleh Neil D. Fleming, seorang profesor dari University of Otago di
Dunedin, Selandia Baru, dan diterbitkan dalam artikel berjudul "VARK: A
Guide to Learning Styles" pada tahun 2001 di jurnal Practical Assessment,
Research & Evaluation. Teori VARK kemudian telah menjadi populer dan
digunakan di berbagai konteks pendidikan dan pelatihan di seluruh dunia.
Beberapa kelebihan teori VARK
adalah membantu guru untuk memahami
preferensi belajar siswa dan memperhatikan kebutuhan belajar individu mereka, guru dapat memvariasikan metode
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar individu siswa, ketika siswa belajar dengan cara yang
lebih sesuai dengan preferensi belajar mereka, mereka dapat merasa lebih
termotivasi dan tertarik pada pembelajaran, dapat membantu siswa dan guru untuk mengevaluasi pembelajaran dan
memperbaiki metode pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan pada teori VARK antara lain beberapa studi menunjukkan bahwa kategori
VARK tidak memiliki reliabilitas yang cukup tinggi dan menghasilkan hasil yang
tidak konsisten, beberapa
ahli pendidikan menganggap VARK sebagai konstruk yang tidak valid. keterbatasan dalam memahami
preferensi belajar siswa yang mencakup
empat kategori gaya belajar, yaitu visual, auditori, kinestetik, dan
membaca/tulis, bisa jadi ada siswa
yang memiliki preferensi
belajar yang lebih kompleks dan bervariasi, yang mungkin tidak dapat dipenuhi
oleh empat kategori VARK. VARK hanya
memperhatikan preferensi belajar individu dan tidak mempertimbangkan faktor
psikologis dan sosial, seperti motivasi, kepercayaan diri, keterampilan
belajar, dan pengalaman sebelumnya, yang dapat mempengaruhi hasil belajar. VARK tidak mengakomodasi konteks
pembelajaran dan hanya fokus pada preferensi belajar individu. Oleh karena itu,
VARK mungkin tidak selalu relevan untuk digunakan dalam semua konteks
pembelajaran, seperti pembelajaran online atau dalam kelompok besar. Hal ini yang menjadi dilematis juga terutama
dalam pembelajaran di sekolah negeri dengan jumlah siswa yang besar (40 siswa).
Teori VARK dapat digunakan dalam
perencanaan pembelajaran untuk mempertimbangkan preferensi belajar siswa dan
merancang strategi pembelajaran yang tepat. Contoh penerapan teori VARK dalam perencanaan pembelajaran guru PAI yaitu
1. Guru
dapat memvariasikan metode pembelajaran untuk mengakomodasi berbagai preferensi
belajar siswa, misalnya guru dapat menggunakan gambar, diagram, dan
video untuk siswa visual, membaca dan mendengarkan pengajaran untuk siswa
auditori, memberikan teks atau tulisan untuk siswa membaca/tulis, dan
menggunakan gerakan tubuh dan eksperimen langsung untuk siswa kinestetik.
2. Guru
dapat mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran untuk memaksimalkan
pemahaman siswa, misalnya guru
dapat menggunakan presentasi PowerPoint yang menampilkan gambar atau video, membacakan surah-surah Al-Quran
atau hadits dan meminta siswa untuk merekam pengajaran tersebut agar bisa
diputar kembali.
3. Guru dapat memberikan umpan balik
yang sesuai dengan preferensi belajar siswa, sebagai contoh, guru dapat memberikan umpan balik secara visual
dengan menggunakan grafik atau diagram untuk siswa visual, memberikan umpan
balik secara lisan untuk siswa auditori, memberikan umpan balik tertulis untuk
siswa membaca/tulis, dan memberikan umpan balik melalui pergerakan tubuh atau
eksperimen langsung untuk siswa kinestetik.
Adapun contoh pembelajaran PAI berdasarkan teori VARK yang dapat dilaksanakan oleh guru yaitu :
- Visual (Visual), Siswa yang memiliki preferensi belajar visual dapat diajarkan
dengan menggunakan gambar, diagram, dan video. Sebagai contoh, guru dapat
menggunakan presentasi PowerPoint yang menampilkan gambar atau video
tentang sejarah Nabi Muhammad SAW atau lokasi suci di Mekah dan Madinah.
- Auditory (Auditif), Siswa yang memiliki preferensi belajar auditori dapat
diajarkan dengan membaca dan mendengarkan pengajaran. Sebagai contoh, guru
dapat membacakan surah-surah Al-Quran atau hadits dan meminta siswa untuk
merekam pengajaran tersebut agar bisa diputar kembali.
- Reading/Writing (Membaca/Tulis), Siswa yang memiliki preferensi
belajar membaca/tulis dapat diajarkan dengan memberikan teks atau tulisan
tentang topik pembelajaran. Sebagai contoh, guru dapat memberikan bacaan
tentang kisah para sahabat atau meminta siswa untuk menulis esai tentang
pentingnya ibadah shalat.
- Kinesthetic (Kinestetik), Siswa yang memiliki preferensi
belajar kinestetik dapat diajarkan dengan menggunakan gerakan tubuh dan
eksperimen langsung. Sebagai contoh, guru dapat meminta siswa untuk
berdiri dan mengikuti gerakan shalat atau melakukan simulasi haji di dalam
kelas.
Dari contoh diatas menggambarkan pentingnya pemantik dalam kurikulum
merdeka atau pengamatan pada kurikulum 2013
dengan menampilkan semua baik gambar, suara, tulisan dan praktek untuk
memicu siswa bertanya dan memvariasikan metode pembelajaran serta penilaian yang diberikan pada siswa.
Referensi
Taiyeb, A., &
Mukhlisa, N. (2015). HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 TANETE RILAU. Jurnal
Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015, 8-16.
Fleming, N. D. (2001). VARK: A guide to learning
styles. Retrieved from http://vark-learn.com/wp-content/uploads/2014/08/varkquestionnaire.pdf
0 komentar:
Posting Komentar