Minggu, 28 Mei 2023

Fenomena Anak kelas 3 SD Sudah Menstruasi

 

                                             (guru kecil.com)

Ada obrolan menarik yang dibahas ketika mengajar UT hari minggu siang di SMPN 3 Cikarang Utara dengan mahasiswa UT S1 PGSD yaitu ada anak kelas 3 SD yang sudah mulai haid. Berdasarkan obrolan dengan mereka secara kuantitatif jumlah anak perempuan kelas 3 yang sudah haid mungkin jarang namun ada, dari satu kelas ada satu orang perempuan dari 20an siswi, untuk usia SD kelas 4 jumlahnya sudah meningkat kira-kira ada beberapa anak perempuan sudah haid, dan untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 rata-rata sudah haid sebagian besar. Zaman dulu usia haid anak perempuan biasanya memasuki usia SMP atau kelas 6 SD, zaman sekarang di bawah kelas 6 SD sudah banyak yang haid.

Melihat fenomena di atas anak perempuan kelas 3 SD seharusnya belum mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi adalah proses alami yang biasanya dimulai pada masa pubertas, ketika tubuh anak perempuan mengalami perubahan hormonal untuk mempersiapkan diri untuk reproduksi. Usia rata-rata menstruasi biasanya terjadi antara usia 9-15 tahun, oleh karena itu tidak umum bagi anak perempuan kelas 3 SD untuk mengalami menstruasi (Martin, 2002) (American Academy of Pediatrics, 2016).

Jika seorang anak perempuan mengalami menstruasi pada usia yang jauh lebih muda dari biasanya, hal ini dapat mengindikasikan kondisi medis yang disebut precocious puberty atau pubertas dini. Precocious puberty terjadi ketika anak mengalami perkembangan seksual sekunder (seperti pertumbuhan payudara dan menstruasi pada anak perempuan) sebelum usia yang diharapkan. Apabila ada kekhawatiran mengenai anak perempuan kelas 3 SD sudah mengalami menstruasi, sangat penting untuk mengonsultasikan hal ini dengan dokter anak atau dokter spesialis anak yang berkompeten, untuk menentukan penyebab dan memberikan pengobatan yang tepat jika diperlukan (Carel & Léger, 2008) (Kaplowitz & Oberfield , 1999).

Dalam konteks psikologi, anak perempuan pada usia SD kelas 3 biasanya masih dalam tahap perkembangan awal. Mereka sedang menjalani proses kognitif, emosional, dan sosial yang khas pada tahap perkembangan ini yaitu cenderung lebih fokus pada aspek-aspek seperti belajar, bermain, menjalin persahabatan, dan mengeksplorasi dunia di sekitar mereka. Adapun perubahan psikologis yang terkait dengan perkembangan seksual dan menstruasi akan muncul pada tahap pubertas. Pada masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan fisik, emosi, dan psikologis yang berkaitan dengan perkembangan seksual, termasuk menstruasi (Papalia, Feldman, & Martorell, 2011) (Santrock, 2011).

Pandangan agama Islam tentang anak perempuan yang mencapai masa haid hal ini menandakan bahwa ia telah memasuki tahap pubertas atau baligh. Pandangan agama Islam mengakui perubahan ini sebagai bagian dari proses alami dalam perkembangan seseorang. Menurut pandangan agama Islam, ketika seorang anak perempuan memasuki usia haid, dia dianggap sebagai seorang wanita dewasa dan bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang terkait dengan ibadah dan aturan Islam yang lain. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki perkembangan fisik yang berbeda-beda. Pada usia kelas 3 SD, kebanyakan anak perempuan belum mencapai masa pubertas dan belum mengalami haid. Oleh karena itu selaku orangtua harus berkomunikasi dengan anaknya terutama ibu untuk mengecek apakah betul sudah haid, jika iya ada beberapa yang perlu diinfokan kepada anak agar dia paham dan mengetahui bagaimana seharusnya. Selaku guru juga harus menginfokan sebagai bagian dari edukasi dini terhadap anak-anak SD bahwa jika sudah haid itu seperti apa, yang boleh dan sebaiknya dihindari untuk dilakukan.

Melihat perkembangan anak-anak saat ini dengan semaraknya media sosial, penting bagi orang tua dan pendidik untuk mengawasi dan membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak SD. Mereka perlu diberikan pemahaman tentang penggunaan yang tepat dan diinfokan tentang etika digital, privasi, dan keamanan online. Selain itu, mengajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang lebih bermanfaat secara fisik, sosial, dan kreatif juga penting untuk mengurangi ketergantungan pada media sosial.

 

Referensi:

Martin, C. L., Ruble, D. N., & Szkrybalo, J. (2002). Cognitive theories of early gender development. Psychological Bulletin, 128(6), 903-933.

American Academy of Pediatrics. (2016). Care of girls and women with Turner syndrome: A guideline of the Turner Syndrome Study Group. Pediatrics, 137(6), e20160474.

Carel, J. C., & Léger, J. (2008). Precocious puberty. The New England Journal of Medicine, 358(22), 2366-2377.

Kaplowitz, P. B., & Oberfield, S. E. (1999). Reexamination of the age limit for defining when puberty is precocious in girls in the United States: Implications for evaluation and treatment. Drug and Therapeutics and Executive Committees of the Lawson Wilkins Pediatric Endocrine Society. Pediatrics, 104(4 Pt 1), 936-941.

Papalia, D. E., Feldman, R. D., & Martorell, G. (2011). Experience Human Development (12th ed.). McGraw-Hill.

Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development (13th ed.). McGraw-Hill.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar