(guru kecil.com)
Ada obrolan menarik yang dibahas ketika mengajar UT hari
minggu siang di SMPN 3 Cikarang Utara dengan mahasiswa UT S1 PGSD yaitu ada
anak kelas 3 SD yang sudah mulai haid. Berdasarkan obrolan dengan mereka secara
kuantitatif jumlah anak perempuan kelas 3 yang sudah haid mungkin jarang namun
ada, dari satu kelas ada satu orang perempuan dari 20an siswi, untuk usia SD
kelas 4 jumlahnya sudah meningkat kira-kira ada beberapa anak perempuan sudah
haid, dan untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 rata-rata sudah haid sebagian
besar. Zaman dulu usia haid anak perempuan biasanya memasuki usia SMP atau
kelas 6 SD, zaman sekarang di bawah kelas 6 SD sudah banyak yang haid.
Melihat fenomena di atas anak perempuan kelas 3
SD seharusnya belum mengalami
menstruasi atau haid. Menstruasi adalah proses alami yang biasanya dimulai pada
masa pubertas, ketika tubuh anak perempuan mengalami perubahan hormonal untuk
mempersiapkan diri untuk reproduksi. Usia
rata-rata menstruasi biasanya terjadi antara usia 9-15 tahun, oleh karena itu tidak umum bagi anak perempuan
kelas 3 SD untuk mengalami menstruasi
(Martin, 2002) (American Academy of Pediatrics, 2016).
Jika
seorang anak perempuan mengalami menstruasi pada usia yang jauh lebih muda dari
biasanya, hal ini
dapat mengindikasikan kondisi medis yang disebut precocious puberty atau
pubertas dini. Precocious puberty terjadi ketika anak mengalami perkembangan
seksual sekunder (seperti pertumbuhan payudara dan menstruasi pada anak
perempuan) sebelum usia yang diharapkan.
Apabila ada kekhawatiran mengenai anak perempuan kelas 3 SD sudah mengalami menstruasi, sangat penting untuk
mengonsultasikan hal ini dengan dokter anak atau dokter spesialis anak yang
berkompeten, untuk
menentukan penyebab dan memberikan pengobatan yang tepat jika diperlukan (Carel & Léger, 2008) (Kaplowitz &
Oberfield , 1999).
Dalam
konteks psikologi, anak perempuan pada usia SD kelas 3 biasanya masih dalam
tahap perkembangan awal. Mereka sedang menjalani proses kognitif, emosional,
dan sosial yang khas pada tahap perkembangan ini yaitu cenderung lebih fokus pada aspek-aspek
seperti belajar, bermain, menjalin persahabatan, dan mengeksplorasi dunia di
sekitar mereka. Adapun
perubahan psikologis yang terkait dengan perkembangan seksual dan menstruasi
akan muncul pada tahap pubertas. Pada masa pubertas, anak perempuan akan
mengalami perubahan fisik, emosi, dan psikologis yang berkaitan dengan
perkembangan seksual, termasuk menstruasi (Papalia,
Feldman, & Martorell, 2011) (Santrock,
2011).
Pandangan agama
Islam tentang
anak perempuan yang mencapai masa haid hal
ini menandakan bahwa ia telah memasuki tahap pubertas atau baligh. Pandangan
agama Islam mengakui perubahan ini sebagai bagian dari proses alami dalam
perkembangan seseorang. Menurut
pandangan agama Islam, ketika seorang anak perempuan memasuki usia haid, dia
dianggap sebagai seorang wanita dewasa dan bertanggung jawab atas
tindakan-tindakan yang terkait dengan ibadah dan aturan Islam yang lain. Namun,
penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki perkembangan fisik yang
berbeda-beda. Pada usia kelas 3 SD, kebanyakan anak perempuan belum mencapai
masa pubertas dan belum mengalami haid. Oleh karena itu selaku orangtua harus
berkomunikasi dengan anaknya terutama ibu untuk mengecek apakah betul sudah
haid, jika iya ada beberapa yang perlu diinfokan kepada anak agar dia paham dan
mengetahui bagaimana seharusnya. Selaku guru juga harus menginfokan sebagai
bagian dari edukasi dini terhadap anak-anak SD bahwa jika sudah haid itu
seperti apa, yang boleh dan sebaiknya dihindari untuk dilakukan.
Melihat perkembangan anak-anak saat ini dengan semaraknya
media sosial, penting bagi orang tua dan pendidik untuk mengawasi dan
membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak SD. Mereka perlu diberikan pemahaman tentang penggunaan yang tepat
dan diinfokan
tentang etika digital, privasi, dan keamanan online. Selain itu, mengajak
anak-anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang lebih bermanfaat secara
fisik, sosial, dan kreatif juga penting untuk mengurangi ketergantungan pada
media sosial.
Referensi:
Martin, C. L., Ruble, D. N.,
& Szkrybalo, J. (2002). Cognitive theories of early gender development.
Psychological Bulletin, 128(6), 903-933.
American
Academy of Pediatrics. (2016). Care of girls and women with
Turner syndrome: A guideline of the Turner Syndrome Study Group. Pediatrics,
137(6), e20160474.
Kaplowitz,
P. B., & Oberfield, S. E. (1999). Reexamination of the age
limit for defining when puberty is precocious in girls in the United States:
Implications for evaluation and treatment. Drug and Therapeutics and Executive
Committees of the Lawson Wilkins Pediatric Endocrine Society. Pediatrics, 104(4
Pt 1), 936-941.
Papalia, D. E., Feldman, R.
D., & Martorell, G. (2011). Experience Human Development (12th ed.).
McGraw-Hill.
Santrock,
J. W. (2011). Life-Span Development (13th ed.). McGraw-Hill.
0 komentar:
Posting Komentar