Awal Oktober 2023 mengindikasikan
ada beberapa pelajaran yang terjadi sebagai akumulatif dari kejadian di
bulan-bulan sebelumnya. Tak disangka dan tak diduga terjadi yaitu adanya miskomunikasi
atau misunderstanding. Hal ini wajar terjadi
dan bisa jadi dapat dialami oleh siapapun tanpa terkecuali apalagi dalam sebuah
organisasi yang sering berkomunikasi. Kenapa hal tersebut bisa terjadi ?, banyak
faktor yang menjadi sumber permasalahannya oleh karena itu perlu dicari dan ditelaah akar permasalahnnya
agar tidak terulang kembali.
Topik miskomunikasi sering
dibahas dalam berbagai disiplin ilmu seperti komunikasi, psikologi, dan
antropologi. Salah satu referensi yang dapat menjadi panduan awal untuk
pemahaman miskomunikasi adalah buku "Communication in Everyday Life: The
Basic Course Edition with Public Speaking" oleh Julia T. Wood. Buku ini
membahas berbagai aspek komunikasi dan bagaimana miskomunikasi dapat terjadi
dalam kehidupan sehari-hari.
Apa itu miskomunikasi yaitu
fenomena yang terjadi ketika pesan yang hendak disampaikan oleh satu pihak
tidak dipahami dengan baik oleh pihak lain. Permasalahan
komunikasi ini dapat menyebabkan munculnya konflik dan jika dibiarkan maka akan
berkepanjangan dan menimbilkan ketidaknyamanan dalam bekerja dan akan
menimbulkan berbagai prasangka negatif.
Banyak alasan dan faktor yang menyebabkan
hal tersebut diantaranya mungkin orang tersebut belum memiliki keterampilan
komunikasi yang cukup baik sehingga pesan yang disampaikan menjadi sulit
dipahami. Setiap orang memiliki pengalaman, latar belakang, dan pandangan yang
unik hal ini bisa jadi menyebabkan
pemahaman yang berbeda terhadap pesan yang sama. Atau ketika seseorang dalam
keadaan emosional atau stres, maka kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan
efektif dapat terpengaruh sehingga dapat mengaburkan pesan yang disampaikan
atau misinterpretasi. Menurut sumber lain penyebab miskomunikasi adalah alat komunikasi, bahasa yang digunakan, dan
kesalahan dalam memahami
Berdasarkan berbagai alasan diatas
tentang miskomunikasi, solusi yang ditawarkan dalam artikel Fauziyyah dkk adalah
proses tabayun. Kenapa tabayun karena proses tabayyun adalah menghindari sikap menghakimi
dan lebih mengedepankan husnudzhon. Adakalanya proses tabayyun tidak sesuai harapan, maka proses tabayyun bisa jadi terhambat untuk dilakukan., dan akan menjadi semakin sulit dilakukan jika tidak ada keterbukaan dan ada prasangka buruk, oleh karena itu membangun
dan menumbuhkembangkan rasa percaya akan mempermudah
proses tabayyun.
Itulah realita dinamika internal
organisasi, karena kita manusia hidup dalam ruang lingkup pekerjaan/organisasi
kerja yang menuntut tupoksi dan sebagai makhluk sosial peristiwa miskomunikasi bisa
saja terjadi, namun dengan kedewasaan dan prasangka baik sebaiknya ada proses tabayun
atau konfirmasi. Melalui proses tabayyun informasi yang ingin diketahui dapat diperoleh dan diketahui kebenarannya, tujuannya untuk mengantisipasi
efek negatif dari munculnya miskomunikasi yang dapat menghambat pelaksanaan
kinerja dan mencegah munculnya prasangka negatif, karena akan mengganggu
kenyamanan dalam bekerja dan akan memunculkan rasa sungkan. So yakinilah semua
orang akan belajar sesuatu dari perbuatannya atau kesalahan yang pernah dibuat,
atau bisa jadi itu adalah prasangka saja ketika sudah ditabayun. Jika pun iya
maka berikan kesempatan untuk belajar, berubah dan tumbuh berkembang tanpa
penghakiman yang berlebihan namun proposional.
Referensi
Fauziyyah, T. W.,
Sudrajat, A., & Wardana, A. (2023). TABAYYUN DAN DINAMIKA INTERNAL
ORGANISASI.
0 komentar:
Posting Komentar