Pembelajaran
inovatif adalah
pembelajaran yang merujuk pada
pendekatan berbeda dari metode konvensional, seperti penggunaan teknologi pada pembelajaran, pengalaman langsung, pembelajaran berbasis proyek dan masalah, hal tersebut yang mendasari penerapan kurikulum merdeka.nPembelajaran
inovatif didasarkan pada gagasan bahwa setiap siswa memerlukan pendekatan
pembelajaran yang berbeda dan dapat disesuaikan dengan gaya belajarnya, pada kurikulum merdeka dikenal dengan pembelajaran
diferensiasi. Melalui pembelajaran
inovatif, siswa diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dengan mereka untuk memecahkan masalah dan berfikir kritis.
Ada beberapa contoh
dari pembelajaran inovatif yang dapat
dipraktekkan guru misalnya hybrid learning, pembelajarann online
dan jarak jauh, pembelajaran berbasis proyek, penggunaan game dan simulasi,
serta pembelajaran terbalik atau flipped learning di mana siswa mempelajari
materi sebelum pertemuan kelas dan menggunakan waktu kelas untuk
mempraktikkannya dengan bimbingan guru. Tujuan
dari pembelajaran inovatif adalah untuk meningkatkan motivasi siswa,
meningkatkan hasil belajar, serta membantu siswa mempersiapkan diri untuk
menghadapi tantangan masa depan di era digital yang terus berkembang.
Mengembangkan
pembelajaran inovatif di sekolah oleh guru
dapat
membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk
menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Ada beberapa langkah yang dapat diambil guru untuk mengembangkan pembelajaran inovatif
di sekolah yaitu :
- Menentukan tujuan pembelajaran, Sebelum merancang pembelajaran
inovatif, penting untuk menentukan tujuan dan hasil yang diinginkan dari
pembelajaran tersebut,
baik asfek sikap, kognitif dan psikomotorik. Pada kurikulum merdeka
capaian pembelajaran menjadi hal urgen yang akan diturunkan melalui tujuan
pembelajaran. Taksonomi atau kata kerja operasional sebagai tolak ukur proses
dan hasil pembelajaran harus dipahami guru dengan baik, karena keefektifan
pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajaran yang akan diraih. Dengan
merdeka belajar desain awal pembelajaran yang dibuat guru yang tertuang
dalam perencanaan pembelajaran akan
menentukan bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas dan bagaimana proses
penilaiannya.
- Mengidentifikasi kebutuhan siswa, Mengembangkan pembelajaran inovatif
juga memerlukan pemahaman yang jelas tentang kebutuhan dan kepentingan
siswa oleh guru.
Guru perlu melakukan penilaian keterampilan, minat, dan preferensi siswa
agar dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam kurikulum merdeka ada asesmen
diagnostik pada awal pembelajaran yang berfungsi agar guru mengetahui dan
menganalisis data siswa sehingga dapat memetakan kemampuan mereka apakah
akan diulas kembali materi sebelumnya, atau menuju materi baru atau lebih
mengeksplor materi secara kontekstual lerning. Guru dapat memberikan
instrumen gaya belajar kepada siswa sehingga hasil yang diperoleh dapat
membantu guru untuk mendesain pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhansiswa.
- Menggunakan teknologi dan media, Teknologi dan media dapat digunakan
sebagai alat untuk mengembangkan pembelajaran inovatif. Guru dapat
menggunakan aplikasi atau platform pembelajaran online untuk membuat
konten interaktif dan menarik untuk siswa. Selain itu, media seperti
video, audio, atau gambar juga dapat membantu menyampaikan materi
pembelajaran dengan cara yang menarik. Pemanfaatan teknologi oleh guru adalah suatu
keharusan yang disesuaikan dengan RPP atau modul ajar serta ketersediaan
sarana prasana, tidak harus internet oriented namun guru memaksimalkan
media yang tersedia dengan segala keterbatasannya.
Khusus untuk Pembelajaran PAI (Pendidikan
Agama Islam) yang inovatif guru bisa menerapkan berbagai pendekatan yang
berbeda untuk membantu siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep agama secara
lebih baik. Beberapa contoh pembelajaran PAI yang inovatif antara lain Guru
dapat menggunakan teknologi seperti video, gambar, dan presentasi multimedia
untuk membantu siswa memahami konsep-konsep agama dengan lebih baik. Misalnya,
guru dapat menggunakan video bahan
ajar baik membuat sendiri atau memanfaatkan yang sudah ada
tentang materi kepaian misalnya
tentang puasa, shalat, thaharah, haji dan lainnya untuk membantu siswa memahami tentang ajaran Islam.
- Mengintegrasikan proyek dan praktikum, Pembelajaran inovatif juga dapat
dikembangkan dengan mengintegrasikan proyek dan praktikum dalam
pembelajaran. Proyek dan praktikum dapat membantu siswa memperoleh
keterampilan dan pengalaman nyata yang berguna untuk kehidupan mereka di
masa depan. Pada
kurikulum merdeka pada setiap bab dengan beberapa pertemuan didalamnya ada
kecenderungan lebih difokuskan pada pembelajaran projek dengan penilaian
unjuk kerja, contohnya pada pembelajaran PAI kelas 7 SMP pada semester 2
pada bab 1 ada 5 pertemuan dalam modul ajar hampir semua penilaian
berbasis unjuk kerja/keterampilan, untuk penilaian kognitif ada juga.
Jangan dilupakan juga adalah penilaian sikap sebagai
pembiasaan dan pembentukan karakter, dalam kurikulum merdeka 6 profil pancasila
harus mewarnai semua dan dijadikan landasan penilaian sikap siswa oleh guru,
karena jika betul dipraktekkan hasilnya akan sangat mendukung kompetensi
lulusan, jika ada sikap/karakter siswa yang tidak sesuai yang diharapkan harus
dianalisis latar belakangnya kenapa seperti itu jangan menjudge salah guru atau
salah guru PAI karena banyak faktor yang akan mewarnai suatu tindakan baik
secara internal atau eksternal siswa. Pendekatan lain yang bisa diterapkan Guru dalam pembelajaran PAI yaitu guru dapat
memberikan masalah atau tantangan yang perlu dipecahkan oleh siswa melalui pemahaman
konsep agama. Misalnya, siswa dapat diminta untuk menemukan solusi untuk
masalah kemiskinan berdasarkan konsep zakat.
5. Memberikan
fleksibilitas dan dukungan,
Pembelajaran inovatif juga memerlukan fleksibilitas dan dukungan dari guru, staf sekolah, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan/pemerintah
bahkan masyarakat. Dengan
diterapkannya kurikulum merdeka guru diberikan keleluasaan untuk mendesain dan
mengembangkan modul ajar sesuai karakteristik dan kebutuhan siswa, meskipun
pada tataran realita masih berproses tapi jika menuju ke arah hal tersebut akan sangat bagus setiap
siswa akan difasilitasi sesuai kompetensi dan kebutuhannya karena setiap siswa
adalah unik, namun guru memerlukan tujuan pembelajaran standar yang harus
diraih siswa dengan menaikan levelnya jika anak lebih berkompetensi atau
menurunkan levelnya jika siswa belum mencapai kompetensi tertentu.
Dengan
mengambil langkah-langkah di atas, harapannya
guru
dapat mengembangkan pembelajaran inovatif yang memungkinkan siswa untuk belajar
dengan cara yang lebih menarik, interaktif, dan efektif khususnya pada pembelajaran yang menerapkan kurikulum
merdeka.
0 komentar:
Posting Komentar