Pengembangan kualitas guru adalah
salah satu kunci penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Guru adalah pilar utama dalam sistem pendidikan, karena mereka
bertanggung jawab untuk memfasilitasi pembelajaran dan membantu siswa mencapai
potensi maksimal mereka. Oleh karena itu, pengembangan kualitas guru akan
berdampak positif pada kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Banyak
cara untuk meningkatkan kualitas guru diantaranya melalui pelatihan dan
pengembangan profesional, peningkatkan kualifikasi pendidikan seperti program
magister atau program sertifikasi, mentoring dan dukungan baik dari guru yang
sudah berpengalaman atau pengawas, peningkatkan kesejahteraan guru, mendorong
kolaborasi antara guru untuk bertukar pengalaman dan strategi mengajar yang
sukses.
Tidak bisa dipungkiri peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia melalui pengembangan kualitas guru membutuhkan
kerja sama dari berbagai pihak seperti pemerintah, sekolah, dan komunitas pendidikan.
Melalui upaya bersama ini, kita dapat memastikan bahwa siswa di Indonesia
mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan mempersiapkan mereka untuk masa
depan yang lebih cerah.
Menurut Prof Eko ada beberapa
transformasi yang harus dimiliki guru agar pembelajaran sesuai harapan
pembelajaran abad 21 yaitu transformasi mindset, transformasi
perilaku, transformasi proses, dan transformasi teknologi merupakan hal yang
penting dalam pengembangan kualitas guru. Berikut ini adalah beberapa cara
untuk melakukan transformasi tersebut pada guru:
- Transformasi Mindset, untuk melakukan transformasi mindset
pada guru, maka diperlukan program pelatihan khusus yang berfokus pada
pengembangan mentalitas guru. Program pelatihan ini dapat membantu guru
untuk memahami pentingnya perubahan, menghadapi tantangan, dan memotivasi
mereka untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Selain itu,
pemerintah dan sekolah juga dapat memberikan dukungan dan fasilitas yang
dibutuhkan untuk transformasi mindset ini.
- Transformasi Perilaku, transformasi perilaku pada guru dapat
dilakukan melalui program pelatihan khusus yang berfokus pada peningkatan
keterampilan sosial, kepemimpinan, dan manajemen waktu. Selain itu, guru
juga perlu memperhatikan kualitas interaksi mereka dengan siswa, orang tua
siswa, dan rekan kerja mereka. Pemerintah dan sekolah juga dapat
memberikan insentif dan penghargaan bagi guru yang berhasil melakukan
transformasi perilaku.
- Transformasi Proses, maksudnya transformasi proses pada
guru dapat dilakukan dengan cara memperbaiki proses pengajaran dan
evaluasi di kelas. Pemerintah dan sekolah dapat memperkenalkan sistem
pembelajaran baru yang lebih efektif dan efisien, seperti blended learning
dan flipped classroom. Selain itu, penggunaan sistem evaluasi yang adil
dan objektif juga dapat membantu dalam transformasi proses ini.
- Transformasi Teknologi, transformasi teknologi pada guru dapat
dilakukan dengan cara mengintegrasikan teknologi pendidikan dalam proses
pengajaran dan evaluasi. Pemerintah dan sekolah dapat menyediakan sumber
daya teknologi yang cukup, seperti perangkat keras dan perangkat lunak,
serta memberikan pelatihan dan dukungan bagi guru untuk memahami dan
menggunakannya dengan efektif. Selain itu, pemerintah dan sekolah juga
dapat mendorong pengembangan aplikasi atau program teknologi yang dapat
membantu proses pengajaran dan evaluasi di kelas.
Dengan
melakukan transformasi mindset, transformasi perilaku, transformasi proses, dan
transformasi teknologi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru dan secara
luas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. “education facilitated
by the intensive use of technology, especially in the learning process
activities, for the purpose of improving performance”, artinya pendidikan difasilitasi dengan pemanfaatan
teknologi secara intensif, terutama dalam kegiatan proses pembelajaran, untuk
tujuan peningkatan kinerja guru (dikutip dari slide prof eko).
Tantangan
yang dihadapi dalam pengembangan pendidikan di Indonesia diantaranya
adalah adanya kesenjangan akses dan kualitas
pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, berdasarkan hasil observasi di Kabupaten Bekasi sekolah
yang berada di wilayah kecamatan yang di pusat kota seperti Cikarang utara, Cikarang
Barat, Cikarang Selatan, Tambun dan Cibitung cukup berbeda dengan wilayah yang posisinya
agak ujung seperti Sukakaryam Sukawangi, Cabangbungin, Pebayuran. Kurangnya
sumber daya dan fasilitas pendidikan yang memadai di beberapa daerah, pada realitanya sarana dan prasarana di sekolah negeri
terbatas dibandingkan sekolah swasta dalam ketegori bagus, namun sekolah swasta
yang sarana dan prasarana kurang memadai juga banyak.
Kualitas
guru dan pengajar yang masih rendah, hasil
observasi sebagai pengawas PAI ada beberapa kategori jenis guru PAI dalam segi
kualitas, seperti guru PAI yang berstatus PNS dan sertifikasi, guru PAI non PNS
dan bersertifikasi, guru non PNS di negeri dan guru non PNS di swasta
masing-masing terdapat perbedaan dari asfek kinerja guru dalam hal perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran, intinya
semua guru harus menjadi pembelajaran, jangan malu bertanya jika belum tahu
atau belum bisa sesuatu hal pada sesama guru atau pengawas, mau mencoba
melakukan hal inovatif dalam pembelajaran baik dari segi bahan ajar, metode
pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
Belum
optimalnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran, hal ini menjadi dilema tersendiri bagi guru PAI yang
berada di sekolah negeri atau swasta, namun betul perkataan Prof Eko jika ada
sesuatu hal yang tidak bisa merubahnya karena keterbatasan, namun berbuat
semampunya dalam peningkatan dan pengembangan kualitas pembelajaran apa yang
bisa dilakukan, maka lakukanlah semampunya. Hal lainnya yang menjadi hambatan
adalah masalah
keterbatasan anggaran untuk pendidikan,
kemudian belum adanya kesesuaian antara kurikulum dan kebutuhan dunia
kerja, namun dengan munculnya pembelajaran
vokasi yang diorentasikan kurikulum atau pembelajaran sesuai dunia kerja patut
di apresiasi dan direalisasikan dengan menggandeng perusahaan dalam memeberikan
masukan tentang output dan outcome yang dibutuhkan.
Tantangan lainnya yaitu masalah
kesenjangan pendidikan antara golongan sosial yang berbeda, hal tersebut terlihat di kabupaten Bekasi masyarakat
dengan penghasilan menengah ke atas adai kecenderungan lebih memilih sekolah
swasta yang berkategori bagus dari segi sarana dan prasarana dengan biaya masuk
yang cukup besar dan mereka tidak keberatan. Tantangan lainnya dari asfek guru yaitu
pembelajaran yang dilakukan kurang menekankan
pada keterampilan 21st century dalam pembelajaran.
Dengan diaplikasikan kurikulum 2022
hasil observasi pada SMP Negeri yang sudah menerapkannya masih belum optimal
menerapkan hal tersebut pada siswa, porsi guru dalam pembelajaran masih
mendominasi, walaupun sudah ada yang mendekati 50:50 namun untuk porsi pembelajaran
berbasis student centered yaitu 25% guru dan 75% siswa masih belum maksimal
penerapannya di kelas sehingga ada kecenderngan monoton dan kurang menarik, namun banyak guru PAI juga yang sudah menerapkan pembelajaran yang bervariasi. Saran Prof Eko adalah siswa diajak oleh guru untuk mendesain
pembelajaran yang diinginkan siswa, saran yang patut dicoba diterapkan. Hal
terpenting lainnya adalah umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
agar ada perbedaan atau perubahan sebelum dan setelah siswa melakukan
pembelajaran bersama guru. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini,
perlu ada kerjasama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk
mengembangkan pendidikan yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan era global.
0 komentar:
Posting Komentar