Setelah menulis di kompasiana beberapa
waktu ini, ternyata kompasiana mempunyai beberapa event diantaranya lomba
menulis dengan tema “kurikulum merdeka bikin pembelajaran berkualitas”, dan ada
beberapa pilihan sub tema yang tidak kalah menarik untuk di pilih dan di bahas.
Kurikulum merdeka dan merdeka belajar adalah kata kunci yang dijadikan pegangan
dalam mendeskripsikan tema di atas.
Pembahasan kurikulum merdeka, merdeka
belajar, sekolah penggerak, guru atau kepala sekolah penggerak merupakan bahasan yang sedang trend dari 2022
sampai saat ini, tidak terkecuali oleh guru Pendidikan Agama Islam atau oleh
Pengawas Pendidikan Agama Islam, dengan adanya beberapa perubahan pada jam
pelajaran PAI, project based learning, pembelajaran disferensiasi, asesmen diagnostik dan lainnya
turut mempengaruhi dan menuntut untuk lebih banyak belajar kembali, harapannya
dapat diterapkan secara teoritis dan praktis pada jam pelajaran PAI.
Pada semester 1 tahun ajaran 2022 2023
di SMP Negeri di wilayah Cibitung ada 2 sekolah terimbas kurikulum merdeka
karena kepala sekolah termasuk kepala sekolah penggerak yaitu SMPN 4 dan 8 Cibitung. Hasil observasi dan
wawancara dengan guru PAI ketika ada pembinaan oleh pengawas, sebelum
diterapkan kurikulum merdeka para guru dibekali dengan keilmuan tentang
kurikulum merdeka dan merdeka belajar sebagai dasar pembelajaran di kelas dan
dilaksanakan selama semingguan, untuk perangkat pembelajaran sudah tersedia di
platform merdeka belajar sehingga panduan untuk pembelajaran sudah tersedia
tinggal di analisis kembali oleh guru. Kelas yang terimbas adalah kelas 7 untuk
di SMP, untuk materi PAI ada sedikit perbedaan
dari kurikulum sebelumnya namun inti materi hampir sama yang berbeda adalah
judul, urutan materi pada setiap bab, ayat Al-Quran yang melandasi, dan
penilaian untuk siswa lebih banyak ke asfek keterampilan/unjuk kerja.
Adanya perubahan menuju kurikulum
merdeka khususnya pada guru PAI membuat guru harus segera beradaptasi menjadi
guru yang berkualitas sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan
lulusan yang berkualitas. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan akan berimbas
pada perkembangan keilmuan di dunia pendidikan karena setiap hari akan
bermunculan teori-teori hasil penelitan yang noveltynya muncul dan akan
berpengaruh pada kebijakan yang diambil dalam pendidikan, harapan semua pengawas,
kepala sekolah dan guru praktek pembelajaran berkualitas diberikan pada siswa
sebagai bentuk tanggungjawab sebagai pendidik, pengajar, pembimbing atau
fasilitator. Apalagi guru PAI bertanggungjawab tidak hanya pada peningkatan dan
pengembangan kognitif dan keterampilan saja, asfek sikap/karakter menjadi fokus
utama juga dan pada kurikulum merdeka akan di warnai melalui 6 profil pancasila
yang lebih dipadatkan poin karakternya daripada kurikulum sebelumnya.
Dalam dunia supervisi baik dilakukan
oleh kepala sekolah atau pengawas, sebuah instrumen memegang peran yang sangat
urgen berfungsi sebagai pengumpulan data tolak ukur keberhasilan antara yang
diharapkan dan realita yang terjadi melalui observasi dan wawancara. Jika
dikaitkan dengan kurikulum merdeka dan pembelajaran berkulitas memerlukan
instrumen yang dapat mengukur berhasil tidaknya pelaksanaan di sekolah
khususnya di kelas dengan mengembangkan teori tentang pembelajaran berkulitas
menurut pada ahli dan menurunkannya dalam indikator atau subindikator yang
terukur, jika melihat pendekatan kualitatif maka setiap kepala sekolah atau
pengawas bisa mengembangkan intrumennya tergantung landasan teori yang diambil.
Menilik tentang pembelajaran
berkualitas cukup banyak teori yang
melandasinya namun dapat disimpulkan sebagai suatu proses pembelajaran
yang efektif dan efisien yang dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal
bagi siswa. Ada beberapa definisi tentang pembelajaran berkualitas menurut para
ahli, di antaranya menurut Robert Marzano (2007), pembelajaran berkualitas adalah
suatu pembelajaran yang mengintegrasikan empat faktor penting yaitu siswa harus memiliki keterampilan
metakognitif yang baik, siswa harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
akademik yang memadai, pembelajaran harus menumbuhkan kemampuan kritis dan
kreatif siswa, dan siswa harus berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Tolak ukur yang dapat dikembangkan dari
indikator di atas yang terdiri
dari empat faktor utama yaitu:
1. Keterampilan
metakognitif yang baik, maksudnya siswa
harus dapat memahami cara mereka belajar dan bagaimana mereka dapat
meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka. Sub indikator yang bisa dikembangkan yaitu kesadaran
diri ( kemampuan untuk memahami kekuatan dan kelemahan
diri dalam hal belajar dan memilih strategi yang sesuai), pengaturan diri (kemampuan untuk mengatur dan mengelola waktu,
tugas, dan tujuan belajar), pemantauan
(kemampuan untuk memantau dan mengevaluasi
kemajuan belajar), evaluasi
diri (kemampuan untuk mengevaluasi
hasil belajar dan mengidentifikasi cara
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja), pengaturan kognitif (Kemampuan untuk memilih, mengubah, atau menyesuaikan
strategi belajar yang digunakan), refleksi (kemampuan untuk merefleksikan pengalaman belajar
seseorang dan menggunakan informasi tersebut untuk mengembangkan kemampuan
belajar ).
Jika
dikaitkan dengan kurikulum merdeka dan merdeka belajar siswa perlu didorong untuk
mengembangkan keterampilan metakognitif mereka, sehingga mereka dapat memahami
cara mereka belajar dan meningkatkan kinerja belajar mereka.
2. Pengetahuan
dan keterampilan akademik yang memadai,
maksudnya siswa harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan menguasai
materi pelajaran. Hal yang dibutuhkan siswa
yaitu kemampuan
kritis dan kreatif yaitu siswa
harus dapat mempertanyakan informasi, memecahkan masalah, dan menghasilkan
ide-ide baru secara kreatif.
Sub
indikatornya yaitu analisis
dan evaluasi (siswa
dapat menganalisis informasi, mempertanyakan sumber informasi, dan mengevaluasi
ide-ide dan argument). Keterampilan berpikir kreatif (siswa dapat memikirkan solusi alternatif dan
menghasilkan ide-ide yang baru dan inovatif). Pemecahan
masalah (siswa
dapat mengidentifikasi masalah, menganalisis situasi, dan mencari solusi yang
efektif dan inovatif). Kemampuan berkomunikasi (siswa dapat berkomunikasi dengan jelas dan
efektif, baik secara lisan maupun tulisan, dan mampu menjelaskan ide-ide dan
gagasan secara efektif). Keterampilan kolaboratif (siswa dapat bekerja sama dalam kelompok,
mendengarkan pendapat orang lain, dan menghasilkan solusi Bersama). Kemampuan
mengambil risiko (siswa
dapat mencoba hal-hal baru, mengambil risiko, dan belajar dari kesalahan).
Dalam
kurikulum merdeka, siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
kritis dan kreatif mereka, sehingga mereka dapat memecahkan masalah dengan cara
yang inovatif dan menciptakan solusi baru untuk tantangan yang mereka hadapi.
Hal ini dapat membantu siswa menjadi pemikir yang mandiri dan terampil, serta
siap menghadapi tantangan dunia yang terus berubah.
3. Partisipasi
aktif siswa, siswa
harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan untuk
berbicara, berdiskusi, dan berkolaborasi dengan teman sekelas mereka. Indikator berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran mencakup kehadiran
yang baik dan teratur di kelas serta berpartisipasi dalam diskusi dan aktivitas
yang disajikan oleh guru. Kemampuan
untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik dalam kelompok atau tim. Memiliki kemauan untuk mencoba hal-hal baru dan
berani mengemukakan ide atau pendapat di depan kelas. Mengajukan pertanyaan yang relevan dan
memberikan tanggapan yang tepat terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru
atau teman sekelas. Mampu
melakukan refleksi dan evaluasi atas hasil kerja sendiri dan hasil kerja
kelompok secara konstruktif.
Dalam
implementasi kurikulum merdeka, dan merdeka
belajar indikator-indikator ini perlu dipertimbangkan dan bisa dijadikan tolak ukur pembelajaran berkualitas agar
siswa dapat memperoleh pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.
Referensi:
Marzano,
R. J. (2007). The art and science of teaching: A comprehensive framework for
effective instruction. ASCD.
0 komentar:
Posting Komentar