(Sufiz.com)
Tema samber thr hari Rabu
ini sangat menarik yaitu tentang fiksi humor Ramadan, jika dikaitkan tema di atas dengan tokoh dalam Islam
pasti teringat dengan tokoh Abu Nawas orang yang cerdik dan pandai, bahkan di
pesantren ada nadhom syair Abu Nawas yang suka dibacakan saat sebelum sholat
berjamaah apabila ditilik arti syairnya ternyata sangat dalam. Apa itu fiksi
humor Ramadan yaitu sejenis cerita fiksi yang berisi humor atau
komedi yang berkaitan dengan bulan Ramadan, di mana kisah-kisah tersebut dapat
membuat pembaca tertawa sambil memberikan pesan atau hikmah yang baik. Cerita
ini biasanya mengandung elemen-elemen yang bersifat lucu dan menghibur, seperti
kesalahan atau kejadian konyol yang terjadi selama bulan Ramadan.
Tokoh-tokoh
yang terkenal akan cerita fiksi humor diantaranya seperti
Abu Nawas,
Nasreddin Hodja, dan lainnya namun yang
akan dikupas pada tulisan ini dua tokoh saja dan dua cerita. Meskipun
bersifat lucu dan menghibur, cerita fiksi humor Ramadan dapat memberikan
pelajaran yang positif tentang kebiasaan dan nilai-nilai yang dihormati dalam
agama Islam selama bulan suci ini, seperti ketekunan, kesabaran, dan
kebersamaan sehingga akan dipetik
hikmah atau pelajaran dibalik cerita tersebut.
Siapa Abu Nawas itu,
ia
adalah seorang tokoh legendaris dari dunia Arab yang dikenal sebagai penyair,
pelawak, dan cerdik. Ia hidup pada abad ke-8 di kota Kufah, Irak, dan menjadi
salah satu sahabat dekat dari khalifah Harun al-Rashid. Terkenal karena kecerdikannya dan kejenakannya
dalam menyampaikan kritik sosial dan politik melalui puisi dan humor. Dia
dikenal sebagai sosok yang berani dan tidak takut mengkritik para pejabat dan
orang kuat yang korup, termasuk khalifah sendiri. Karya-karyanya,
baik dalam bentuk puisi maupun humor, banyak dikenal dan dipelajari hingga saat
ini.
Salah satu cerita
humor Ramadan Abu Nawas yaitu, pada suatu malam di bulan Ramadan,
Abu Nawas sedang duduk di teras rumahnya dan menikmati segelas air mineral
dingin setelah seharian berpuasa. Tiba-tiba, seorang tetangga datang dan
berkata, "Abu Nawas, kamu tidak boleh minum air selama puasa!"
Abu Nawas tersenyum dan berkata, "Tidak
perlu khawatir, ini bukan air biasa. Ini adalah air yang disebut 'air
puasa'."
Tetangganya kaget dan bertanya, "Air
puasa? Apa itu?"
Abu Nawas tersenyum dan berkata, "Air
puasa adalah air yang dihasilkan dari hasil saringan udara di dalam ruangan
saat kita berpuasa. Ini adalah air murni yang tidak mengandung kalori atau
gula, sehingga tidak membatalkan puasa kita."
Tetangga Abu Nawas terkesan dengan
penjelasannya dan berkata, "Wow, aku belum pernah mendengar tentang air
puasa sebelumnya! Terima kasih telah memberi tahu aku!"
Abu Nawas tersenyum lagi dan berkata dalam
hati, "Ah, betapa mudahnya untuk menipu orang saat mereka lapar dan haus
selama bulan Ramadan."
Dari cerita ini, kita dapat belajar bahwa kita
tidak boleh mudah percaya pada segala hal yang kita dengar selama bulan
Ramadan. Kita harus selalu melakukan pengecekan dan penelitian sebelum
mempercayai sesuatu, terutama jika itu terdengar terlalu bagus untuk menjadi
kenyataan. Selain itu, humor dapat membantu kita untuk mengurangi stres dan
menikmati bulan Ramadan dengan lebih bahagia dan santai.
Tokoh lainnya yaitu Nasreddin
Hodja, tokoh legendaris dari Timur
Tengah yang terkenal karena ceritanya yang lucu dan mengandung hikmah. Dia
adalah seorang filsuf, ahli agama, dan pengajar yang hidup pada abad ke-13 di
Anatolia, Turki. Nasreddin Hodja dikenal karena kecerdikan dan kebijaksanaannya
dalam memecahkan masalah, serta kemampuannya untuk menyampaikan pesan moral dan
kritik sosial melalui cerita-ceritanya yang lucu dan menghibur. Cerita-cerita
tentang Nasreddin Hodja seringkali dijadikan bahan bacaan anak-anak di berbagai
negara di Timur Tengah dan Asia Tengah, dan telah diterjemahkan ke dalam banyak
bahasa di seluruh dunia. Meskipun ceritanya seringkali mengandung unsur humor,
pesan moral yang terkandung dalam ceritanya tetap relevan dan memiliki makna
yang dalam.
Salah satu cerita
humor Ramadan Nasredin Hodja yaitu, Suatu hari, pada bulan Ramadan,
Nasreddin Hodja duduk bersama teman-temannya di sebuah kafe. Saat mereka
menunggu waktu berbuka, Hodja menyadari bahwa seorang tamu asing sedang duduk
di sudut ruangan, sendirian dan tidak makan atau minum apa pun. Hodja penasaran dan memutuskan untuk mendekati
tamu itu dan bertanya, "Maafkan saya, saudara. Mengapa Anda tidak makan
atau minum seperti yang lain?"
Tamu itu menjawab, "Saya sedang berpuasa,
saudara. Saya ingin menunjukkan penghormatan saya pada bulan suci ini dan
memperbaiki hubungan saya dengan Tuhan."
Hodja mengangguk mengerti, tetapi kemudian ia
bertanya, "Tetapi mengapa Anda duduk di kafe ini? Bukankah ini tempat yang
salah untuk berpuasa dan menunjukkan penghormatan pada bulan suci ini?"
Tamu itu tersentak dan mulai merasa malu. Ia
menyadari bahwa Hodja benar, dan ia segera meninggalkan kafe dan pergi ke
masjid untuk beribadah.
Cerita ini mengajarkan kita pentingnya
kesadaran dan penghormatan pada bulan Ramadan. Kita tidak hanya perlu
menjalankan ibadah puasa, tetapi juga memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan
dan mencari kebaikan dalam tindakan kita sehari-hari. Kita juga perlu berhati-hati
dalam memilih tempat untuk berada selama bulan suci ini, karena kita harus
menghindari tempat-tempat yang dapat mengganggu ibadah kita. Dengan kesadaran
yang tepat, kita dapat mengambil manfaat penuh dari bulan Ramadan dan
menjadikannya sebagai waktu yang membawa keberkahan dan kebaikan bagi kita.
Cerita yang disampaikan
Abu Nawas, Nasredin Hodja sebenarnya hal yang biasa terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, namun disampaikan dengan narasi yang terkesan tidak menggurui tapi
mengandung makna yang cukup dalam, artinya setiap cerita yang terjadi pasti ada
hikmah yang terkandung didalamnya, bagaimana cara kita memaknai hikmah tersebut
sehingga ada damfak yang didapatkan dan berkesan secara mendalam sehingga jika
hal tersebut merupakan hal yang kurang baik maka jangan diulang kembali,
sebaliknya jika hal tersebut berdampak baik maka dipertahankan. Kita bisa
belajar dari diri sendiri, orang lain dan makhluk yang ada di sekitar kita.
0 komentar:
Posting Komentar