Minggu, 13 Agustus 2023

Menelaah Surat dalam Al Quran melalui Ilmu tafsir


 

Hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2023 dalam kegiatan silaturahmi dan orientasi dosen PKU (pendidikan kader ulama) MUI Kabupaten Bekasi merupakan momen yang cukup menyentil pemikiran dan tulisan, terimakasih banyak buat bapak Prof. Dr mahmud, M,Si, MSEE yang sudah memotivasi untuk kembali menggali ilmu pendidikan Islam dan mengkaitkannya dengan pendidikan dan pembelajaran PAI yang bersumberkan dari Quran dan hadis serta tokoh-tokoh ilmuwan muslim. Bukan berarti teori-teori kekinian yang bersumber dari Barat dinafikan namun perlu di kolaborasi atau ditempatkan sesuai dengan porsinya.

Plasback ke zaman kuliah tahun 1999 di UIN Bandung banyak dosen yang meracuni pemikiran mahasiswa ke arah baik salah satunya Prof. Dr Mahmud dan dosen lainnya tentang ilmu pendidikan Islam (IPI), mahasiswa diberikan infut ilmu Tafsir, hadis dengan tugasnya sampai mencari sanad/perawi dari suatu hadis, dan ilmu-ilmu lainnya yang cukup membekas, namun karena bertugas menjadi guru PAI ilmu yang terpatri lebih ke arah tersebut. Jurusan yang diampu adalah Kependidikan Islam bukan PAI, tetapi karena PPL mahasiswanya adalah praktik mengajar alhasil bisa menjadi guru PAI dan menjadi guru PAI kemudian menjadi pengawas PAI. Sekarang jurusan KI menjadi manajemen pendidikan Islam orientasinya bukan mengajar namun ke manajerialnya, dulu pun diorentasikan bukan pada mengajarnya walaupun ada matakuliahnya tapi lebih mendalami sistem pendidikannya.

Ada hal menarik yang dibicarakan beliau seperti sedang kuliah 2 sks yaitu tentang ayat dalam surat Al Fatihah “Iyya ka na’budu wa iyya ka nastain”, ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kita harus na’budu dulu kemudian nastain, jika dikaitkan dengan kontek kekinian misalnya dalam pembelajaran dosen dengan mahasiswa untuk bisa dekat dengan dosen mahasiswa harus berusaha berprilaku sesuai harapan dosen, absen baik, tugas masuk dan lain-lain alhasil dosen pasti akan memberikan nilai maksimal. Jika dalam dunia kerja perilaku bawahan ke atasan menunjukkan kinerja yang baik sehingga atasan pun akan memberikan apresiasi yang baik termasuk akhlak/adab terhadap atasan. Maksudnya “na’budu” disini adalah strategi/metode apa yang harus dilakukan untuk meraih ”nastain”, termasuk dalam peribadahan kita pada Allah SWT ketika kita niatkan lillahi maka semestapun akan mengaminkan yang dimaksud.

Ada bahasan surat Al Quraisy yang ditanyakan oleh mahasiswa IPDN ketika beliau memberikan kuliah disana, pertanyaannya kenapa ada surat Al Quraisy dalam Al Quran setelah  beliau berdiskusi dengan para ahli tafsir disimpulkan bahwa jika dihubungkan dengan kontek kekinian orang Quraisy pada zaman dahulu termasuk orang-orang yang mempunyai kehebatan/kompetensi yang diakui oleh banyak pihak, maka adanya ayat-ayat ini mengambarkan bahwa kita perlu menggali potensi apa yang menyebabkan orang Quraisy hebat/sukses, pada ayat pertama “Liiilaafi Quraisy”, karena kebiasaan orang Quraisy, langkah awal untuk menjadi orang yang hebat/sukses adalah membangun kebiasaan yang baik misalnya berdisiplin dalam segala hal baik waktu, kinerja dan lainnya agar ternagun stigma yang baik atau profil yang bai dalam diri dan dipercaya . Pada ayat kedua “(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas”, kata rihlah disini diartikan bepergian maksudnya jika kita mau mempunyai kompetensi tertentu cari dan raihlah/bepergian lalu pelajari dengan sungguh-sungguh insyaallah jika ada kemauan pasti ada jalan. Pada ayat ketiga “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah), ayat ini mengisyaratkan pada kita selaku muslim harus berniat segala sesuatu untuk beribadah kepada Allah agar tujuan yang dicari bukan hanya duniawi saja tetapi akherat juga jadi seimbang tidak berat sebelah.

Intinya melalui Ilmu tafsir pemahaman kita tentang suatu surat atau ayat Al Quran bisa lebih terpahami apalagi jika dikontekstualkan Imu tafsir dalam Islam adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan interpretasi dan pemahaman Al-Quran. Fungsi utama ilmu tafsir adalah untuk membantu umat Islam memahami makna mendalam dari teks suci Al-Quran, sehingga mereka dapat mengambil hikmah, pedoman, dan petunjuk dari ayat-ayat Allah dengan benar.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar