Hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2023 dalam kegiatan
silaturahmi dan orientasi dosen PKU (pendidikan kader ulama) MUI Kabupaten
Bekasi merupakan momen yang cukup menyentil pemikiran dan tulisan, terimakasih
banyak buat bapak Prof. Dr mahmud, M,Si, MSEE yang sudah memotivasi untuk
kembali menggali ilmu pendidikan Islam dan mengkaitkannya dengan pendidikan dan
pembelajaran PAI yang bersumberkan dari Quran dan hadis serta tokoh-tokoh
ilmuwan muslim. Bukan berarti teori-teori kekinian yang bersumber dari Barat dinafikan
namun perlu di kolaborasi atau ditempatkan sesuai dengan porsinya.
Plasback ke zaman kuliah tahun 1999 di UIN Bandung banyak
dosen yang meracuni pemikiran mahasiswa ke arah baik salah satunya Prof. Dr
Mahmud dan dosen lainnya tentang ilmu pendidikan Islam (IPI), mahasiswa
diberikan infut ilmu Tafsir, hadis dengan tugasnya sampai mencari sanad/perawi
dari suatu hadis, dan ilmu-ilmu lainnya yang cukup membekas, namun karena
bertugas menjadi guru PAI ilmu yang terpatri lebih ke arah tersebut. Jurusan
yang diampu adalah Kependidikan Islam bukan PAI, tetapi karena PPL mahasiswanya
adalah praktik mengajar alhasil bisa menjadi guru PAI dan menjadi guru PAI
kemudian menjadi pengawas PAI. Sekarang jurusan KI menjadi manajemen pendidikan
Islam orientasinya bukan mengajar namun ke manajerialnya, dulu pun
diorentasikan bukan pada mengajarnya walaupun ada matakuliahnya tapi lebih
mendalami sistem pendidikannya.
Ada hal menarik yang dibicarakan beliau seperti sedang
kuliah 2 sks yaitu tentang ayat dalam surat Al Fatihah “Iyya ka na’budu wa iyya
ka nastain”, ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kita harus na’budu dulu
kemudian nastain, jika dikaitkan dengan kontek kekinian misalnya dalam
pembelajaran dosen dengan mahasiswa untuk bisa dekat dengan dosen mahasiswa
harus berusaha berprilaku sesuai harapan dosen, absen baik, tugas masuk dan
lain-lain alhasil dosen pasti akan memberikan nilai maksimal. Jika dalam dunia
kerja perilaku bawahan ke atasan menunjukkan kinerja yang baik sehingga atasan
pun akan memberikan apresiasi yang baik termasuk akhlak/adab terhadap atasan.
Maksudnya “na’budu” disini adalah strategi/metode apa yang harus dilakukan
untuk meraih ”nastain”, termasuk dalam peribadahan kita pada Allah SWT ketika
kita niatkan lillahi maka semestapun akan mengaminkan yang dimaksud.
Ada bahasan surat Al Quraisy yang ditanyakan oleh
mahasiswa IPDN ketika beliau memberikan kuliah disana, pertanyaannya kenapa ada
surat Al Quraisy dalam Al Quran setelah
beliau berdiskusi dengan para ahli tafsir disimpulkan bahwa jika
dihubungkan dengan kontek kekinian orang Quraisy pada zaman dahulu termasuk
orang-orang yang mempunyai kehebatan/kompetensi yang diakui oleh banyak pihak,
maka adanya ayat-ayat ini mengambarkan bahwa kita perlu menggali potensi apa
yang menyebabkan orang Quraisy hebat/sukses, pada ayat pertama “Liiilaafi
Quraisy”, karena kebiasaan orang Quraisy, langkah awal untuk menjadi orang yang
hebat/sukses adalah membangun kebiasaan yang baik misalnya berdisiplin dalam
segala hal baik waktu, kinerja dan lainnya agar ternagun stigma yang baik atau
profil yang bai dalam diri dan dipercaya . Pada ayat kedua “(yaitu) kebiasaan
mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas”, kata rihlah disini
diartikan bepergian maksudnya jika kita mau mempunyai kompetensi tertentu cari
dan raihlah/bepergian lalu pelajari dengan sungguh-sungguh insyaallah jika ada
kemauan pasti ada jalan. Pada ayat ketiga “Maka hendaklah mereka menyembah
Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah), ayat ini mengisyaratkan pada kita selaku
muslim harus berniat segala sesuatu untuk beribadah kepada Allah agar tujuan
yang dicari bukan hanya duniawi saja tetapi akherat juga jadi seimbang tidak
berat sebelah.
Intinya melalui Ilmu tafsir pemahaman kita tentang suatu
surat atau ayat Al Quran bisa lebih terpahami apalagi jika dikontekstualkan Imu
tafsir dalam Islam adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan interpretasi dan
pemahaman Al-Quran. Fungsi utama ilmu tafsir adalah untuk membantu umat Islam
memahami makna mendalam dari teks suci Al-Quran, sehingga mereka dapat mengambil
hikmah, pedoman, dan petunjuk dari ayat-ayat Allah dengan benar.
0 komentar:
Posting Komentar