Kamis, 04 Januari 2024

Mengembangkan Kemampuan Mendengarkan Secara Empatik Untuk Memahami Orang lain

 


Ada artikel yang menarik untuk dibaca dan dikaji ketika kita butuh referensi bagaimana cara memahami orang lain. Memahami orang lain bukanlah hal yang mudah terkadang memahami diri kita sendiri butuh proses dan waktu yang terus berkelanjutan. Judul artikel tersebut yaitu  tentang  cara mengembangkan keterampilan mendengar secara empatik untuk memahami orang lain (Syukron, 2013). Berdasarkan hasil pembahasan  dalam artikel tersebut keterampilan mendengar secara empatik termasuk salah  satu  keterampilan  yang dibutuhkan  pada saat ini. Karena ada kecenderungan kita lebih senang berbicara daripada mendengarkan. Munculnya miskomunikasi yang terjadi antara satu sama lain menurut penelitian ini menjadi salah satu sebab kurangnya menguasai keterampilan mendengar secara empatik. Oleh karena itu dengan mengembangkan keterampilan ini maka miskomunikasi akan dapat diantisipasi juga misunderstanding atau mispersepsi pada orang lain atau lawan bicara.

Terdapat empat jenis dasar komunikasi, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan mendengar. Sebagian besar orang lebih banyak  mempelajari membaca, menulis dan berbicara, namun kurang perhatian terhadap keterampilan mendengar, padahal keterampilan mendengar sangat penting agar komunikasi berjalan efektif dan konflik dapat dihindari. Ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mendengar dianggap lebih penting dan berharga daripada kemampuan berbicara (ibid.,at.el). Realitanya  banyak orang tidak menyadari pentingnya kemampuan mendengar dan  jarang yang berusaha meningkatkan keterampilan mendengar.

Seperti apa konsep mendengar secara empatik ?, menurut artikel diatas yaitu suatu tindakan mendengarkan dengan tujuan untuk memahami, baik dari segi emosional atau intelektual, tanpa berniat untuk merespons, mengendalikan, atau memanipulasi orang lain. Maksudnya kemampuan untuk berusaha memahami perspektif orang lain melalui sudut pandang mereka, memahami paradigma yang mereka miliki, dan merasakan perasaan yang mereka alami. Berdasarkan pendapat ahli komunikasi 10% dari komunikasi kita disampaikan melalui kata-kata, 30% melalui suara kita, dan sekitar 60% disampaikan melalui bahasa tubuh kita. Mendengarkan secara empatik tidak hanya terbatas pada pendengaran dengan telinga, tetapi melibatkan pandangan mata dan kepekaan hati/empati.

Mendengarkan secara empatik dapat dianggap sebagai investasi istimewa di dalam proses emosional seseorang, karena dapat memberikan efek penyembuhan bagi orang lain dengan memberikan dukungan psikologis. Diibaratkan seperti udara, kenapa karena udara adalah kebutuhan fisiologis bagi manusia, maka keinginan untuk dipahami, diterima, diakui, dan dihargai juga merupakan kebutuhan psikologis manusia. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, maka komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Dan sebaliknya, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka kegagalan dalam komunikasi dapat terjadi. Keberadaan empati memungkinkan kita untuk menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang membuat lawan bicara lebih mudah menerima pesan tersebut.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak memaksimalkan kemampuan mendengarkan secara empatik diantaranya yaitu faktor lingkungan maksudnya seseorang tidak tumbuh dan dibiasakan bersikap empati pada orang lain maka ada kecenderungan akan bersikap apatis dan kurang berempati pada orang lain, lalu adanya factor kebiasaan buruk dalam mendengarkan seperti Pseudo  Listening (menunjukkan seolah-olah  mendengarkan  pembicaraan padahal semua itu palsu), stage Hogging (hanya tertarik pada ide  dan  konsep  pemikiran  diri  sendiri) dan lainnya, adanya factor rasa  marah  dan  kecewa  pada orang lain yang berlebihan dapat  menyebabkan kurangnya empati, adanya faktor prasangka dan terlalu empati pada orang lain bisa juga menjadi penyebab kurangnya rasa empati (Bramantyo & Prasetyo, 2007).

Bagaimana caranya untuk mempunyai kemampuan mendengarkan secara empatik diantaranya yaitu dengan menatap lawan bicara secara langsung sehingga dapat memberikan kesan sungguh-sungguh memperhatikan, hindari  gerakan-gerakan yang dapat mengganggu proses mendengarkan, kita bisa mengajukan  pertanyaan untuk memperjelas  maksud  yang  dibicarakan  dan  meyakinkan  bahwa  kita  mengerti dan memberikan  dukungan, lakukan  peran transisi antara peran mendengarkan dan peran berbicara secara baik, pendengar yang empatik akan melakukan analisis awal untuk menyelidiki masalah yang dihadapi oleh lawan bicaranya sebelum memberikan pendapat, masukan, atau jawaban, setelah menemukan akar permasalahannya, maka lebih mudah untuk memberikan jawaban, solusi, atau masukan yang diperlukan oleh lawan bicara, yang tidak kalah penting adalah ketulusan kita menerima bahawa setiap orang unik dengan caranya, kita saling menghargai dan menghormati hal tersebut. Itu tips yang bisa dicoba untuk dipraktekkan sebagai pendengar yang empatik Selamat mencoba.

 

Referensi 

Bramantyo, R., & Prasetyo, A. (2007). Interpersonal Skill. Bogor: Pusdiklatwas BPKP.

Syukron, M. (2013). MEMAHAMI ORANG LAIN MELALUI KETERAMPILAN MENDENGAR SECARA EMPATIK. HUMANIORA Vol.4 No.1 April 2013, 422-431.

 

 


Share:

0 komentar:

Posting Komentar